Keceriaan anak Panti

Ada suka cita tersendiri melihat kebahagiaan anak-anak panti asuhan yg sangat bergembira bila dikunjungin dan diberi bantuan. Read More

Kunjungan ke Sekolah Anak Jalanan

C52 mengunjungi dan memberi bantuan kepada Sekolah Anak Jalanan yg bersekolah dibawah kolong jembatan Tol. Read More

Bantuan Korban Banjir Jakarta 2013

Capillus 52 bersama para donatur secara cepat tanggap langsung mengumpulkan dana dan barang2 kebutuhan pokok untuk membantu korban terutama yg tinggal dikawasan bantaran sungai. Read More

Kunjungan ke Sekolah Anak Jalanan

C52 mengunjungi dan memberi bantuan kepada Sekolah Anak Jalanan yg bersekolah dibawah kolong jembatan Tol. Read More

Pembagian Sembako ke Warga Sungai Cisadane

Di bantaran ini, banyak dihuni oleh saudara2 kita keturunan Tionghoa yg kita kenal dengan sebutan Cina Benteng. Mereka umumnya hidup dibawah garis kemiskinan.

Melayani Anak-Anak Berkebutuhan Khusus

Hari itu, 1 Mei 2011, C52 berkunjung ke Yayasan Bhakti Luhur, yayasan untuk anak2 yg berkebutuhan khusus.

Foto dibawa header

Foto dibawa header
Senyuman anak2 panti asuhan - bekasi.

Sabtu, 22 September 2012

Ramadhan Charity & Buka Bersama 2012

Di bulan ramadhan lalu (Agustus 2012), kami C52 berkunjung ke Yayasan Baitul Aitam Maya Al-Khoirot yang berlokasi di Batu Ceper, Tangerang. Yayasan ini didirikan Oktober 2011, dan melalui nara sumber yang berhasil kami temui Pak Paridjo dengan jabatan sebagai pengawas dari yayasan, beliau menceritakan awal mula yayasan ini didirikan atas kepedulian terhadap banyaknya anak-anak yatim, anak-anak piatu dan anak-anak yatim piatu dan fakir miskin didaerah sekitar Batu Ceper, Tangerang yang dipimpin oleh seorang ustad muda yaitu Ustad Iyan.

Sekarang ini, yayasan mereka terdiri dari 116 anak dengan perincian yaitu anak TK 15 anak, SD 40 anak, SMP 30 anak, SMK 24 anak dan 7 orang pengurus. Ada sekitar 10 anak yatim piatu tinggal ditempat rumah yayasan yang saat ini masih disewa dan anak-anak ini diurus oleh istri Pak Ustad Iyan dengan dibantu oleh beberapa orang pengurus lainnya. Yayasan ini masih sangat muda, sehingga mereka masih banyak memerlukan dana untuk operasional. Dana operasional yang mereka butuhkan per bulan berkisar antara 25-30juta. Saat ini mereka mempunyai donator tetap dari 2 orang karyawan kantor, berhubung dana yang diperoleh tidak mencukupi mereka menutupi dengan cara tambal sulam, mana yang lebih penting itu lebih diprioritaskan, mereka juga menggunakan dus bekas mencari dana dengan cara pintu ke pintu atau dengan cara meminta-minta dijalanan. Untuk 1 orang anak yang mendapat dana mencapai 100.000 diberi upah 25.000 dan sisanya untuk yayasan. Hal ini dilakukan agar mereka rajin mencari dana.

Yayasan ini masih sangat muda, sehingga mereka masih banyak memerlukan dana untuk operasional. Dana operasional yang mereka butuhkan per bulan berkisar antara 25-30juta. Saat ini mereka mempunyai donator tetap dari 2 orang karyawan kantor, berhubung dana yang diperoleh tidak mencukupi mereka menutupi dengan cara tambal sulam, mana yang lebih penting itu lebih diprioritaskan, mereka juga menggunakan dus bekas mencari dana dengan cara pintu ke pintu atau dengan cara meminta-minta dijalanan. Untuk 1 orang anak yang mendapat dana mencapai 100.000 diberi upah 25.000 dan sisanya untuk yayasan. Hal ini dilakukan agar mereka rajin mencari dana.

Selain mereka membutuhkan dana tetap, mereka saat ini membutuhkan juga dana untuk membangun yayasan diatas lahan seluas 50m2 yang telah disumbang oleh Ibu Maya yang merupakan orang DepKes dan beliau ini sekaligus menjadi pembimbing yayasan. Bagaimana tanah ini bisa menjadi milik yayasan, inilah asal muasalnya yang berawal dari adanya seorang dermawan yang bernama ibu maya yang ingin memberi dana naik haji untuk Ustad Iyan, namun oleh beliau dana itu tidak digunakan untuk naik haji melainkan disumbangkan untuk yayasan ini. Sungguh mulia Pak Ustad Iyan demikian gumam Pak Paridjo. Yang lebih memikirkan kepentingan yatim piatu dan fakir miskin. Nama Maya yayasan ini, berasal dari nama si dermawan ibu Maya


Dari nara sumber yang lain, Bu Siti yang berusia 44 tahun, beliau merupakan seorang single parent yang baru 1 tahun ditinggal suaminya dengan 3 orang anak yang berusia 19th, 15th dan paling kecil kelas 3 SD. Bu Siti ini semula berprofesi hanya sebagai ibu rumah tangga yang hanya hidupnya bergantung dari penghasilan dari suami yang bekerja sebagai teknisi dan anaknya yang sulung bekerja di pabrik. Saat suaminya jatuh sakit si anak terpaksa membantu menjaga sang ayah sehingga tidak masuk kerja dan dipecat. Dan tak lama berselang suaminya meninggal, sehingga Bu Siti menjadi single parent yang harus menafkahi 3 orang anak, sungguh sangat berat kondisi ini tapi saya tidak mau larut dalam kesedihan, karena anak-anak saya butuh makan dan sekolah mulailah Bu Siti buka usaha menjual gorengan. Bu Siti tau yayasan ini dari temen anaknya yang merupakan anak dari Pak Ustad Iyan. Semoga yayasan ini dapat semakin berkembang dan dapat lebih membantu lagi anak-anak yang membutuhkannya. Semoga Pak Ustad Iyan diberkati atas segala usahanya. Amin
Foto2 kunjungan kami dapat dilihat di: Facebook Photo